Orang Skotlandia
telah dikenal sebagai pejuang yang ganas, tapi hanya sedikit
yangmembandingkannya dengan Jackie Chan dan William Wallace walaupun
kebanyakan orangSkotlandia menjalani banyak latihan seni bela diri.
Gulat Highland adalah jenis pertarungan pertama yang diajarkan pada anak
muda Skotlandia, biasanya teknik-teknik
keluarga diturunkandari ayah ke anaknya. Tercatat bahwa seringkali
ksatria Inggris tertangkap basah oleh keahlianorang Skotlandia yang
tanpa senjata yang bisa menyeret baju lapis baja dan kuda mereka dengan
mudah. Gulat Highland sekarang ini terutama digunakan oleh kelompok
reenactment (kelompok yang membuat simulasi dari kejadian sejarah) dan
tertinggal dalam sejarah karena banyak tekniknya yang hilang seiring
berjalannya waktu
2. Pankration
Olimpiade Yunani kuno
memang brutal pada umumnya, tetapi yang paling brutal dari acara-acara
tersebut ada Pankration, yang kurang lebih artinya “Tanpa aturan”. Dalam
pertandingan ganas yang merupakan kombinasi dari tinju dan gulat ini
diperbolehkan melakukan apapun, mulai dari pukulan ke pangkal paha,
mencolok mata, bahkan mematahkan jari. Maksud daripertandingan ini
adalah supaya meyakinkan kalau setiap pria di kota siap untuk menjadi
militer, dan teknik dari Pankration akan berguna ketika melawan
gerombolan barbar. Sekarang, masyarakat Yunani masih melatih Pankration
sebagai olahraga dan teknik yang dikembangkan ribuan tahun tersebut
membuatnya menjadi seni bela diri campuran.
3. Anggar Eropa
Pedang di Eropa Barat selama abad ke-14 dan 15 merupakan keterampilan
penting yang harus dimiliki setiap pemuda, karena laki-laki dari
kalangan bangsawan selalu membawa pedangnya dan seringkali diajak duel
oleh orang lain. Anggar Eropa muncul sebagai seni bela diri yangcanggih
sekaligus kompleks, menghasilkan ribuan buku panduan dan manual yang
dicetak di seluruh Eropa. Pemain anggar terkenal karena ketepatan
menusuk, gerakan kaki yang halus dan tubuh yang penuh kontrol yang
setara dengan samurai. Setiap negara dan daerah di Eropa memiliki gaya
yang khas, termasuk jumlah pedang yang digunakan.
4. Bela Diri Pisau Suku Apache
Suku Apache menguasai penggunaan berbagai senjata untuk serangan
terhadap pemukim atau musuh penduduk asli Amerika lain, dan dari
banyaknya senjata-senjata yang menakutkan tersebut, mereka menjadi
paling mematikan dengan hanya pisau mereka. Setiap suku Apache punya
sedikitnya satu pisau yang mereka bawa sepanjang waktu yang mereka
gunakan untuk berburu, tapi untuk pertarurang suku Apache bisa membawa
puluhan pisau sekaligus. Mereka biasa melempar pisau-pisau tersebut
dengan akurasi yang mengerikan, atau memotong orangdari jarak dekat,
menebas bagian dada, tenggorokan atau urat yang lemah. Saat ini militer
Amerika mempekerjakan beberapa pelatih keturunan Apache untuk mengajar
tentara pasukan khusus bertahan hidup dan berkelahi dengan pisau. Tidak
heran navy SEALS (pasukan khusus Angakatan Laut Amerika) dianggap
sebagai petarung pisau terbaik di dunia.
5. Sambo
Sambo termasuk bela diri modern, olahraga tempur dan sistem pertahanan
diri yangdikembangkan di Uni Soviet ini diakui oleh USSR All-Union
Sports Committee tahun 1938, dibuat oleh Anatoly Kharlampiev. Umumnya
ada tiga jenis variasi olahraga kompetitif Sambo yangdiakui: Sambo
Olahraga, yang mirip dengan gaya gulat amatir atau judo; Sambo Tempur,
dimanfaatkan dan dikembangkan untuk militer dan menyerupai campuran bela
diri modern, termasuk teknik memukul dan mencakar; dan Sambo Gaya
Bebas, yang menggunakan peraturan unik Sambo kompetitif Amerika yang
dibuat American Sambo Association.
6. Bela Diri Tongkat Nguni
Dasar dari pertempuran legendaris Suku Zulu adalah bela diri tongkat
dimana dua orang Zulu dengan senjata sepotong batang pohon untuk
menyerang da prisai kecil untuk bertahan. Walau tongkat tidak terlalu
merusak bagian samping tubuh dari pukulan rendah, dihantam langsung
dengan tongkat bisa menyebabkan sakit yang amat sangat dan dalam
pertandingan ada banyak kesempatan untuk dihantam berkali-kali.
Pertempuran dengan tongkat membantu Suku Zulu untuk bertahan dari rasa
sakit dan rasa takut, yang melatih mereka berhadapan langsung dengan
senjata-senjata Inggris tanpa berkedip. Pemimpin terkenal Afrika Selatan
Nelson Mandela mengatakan dirinya pernah ikut bela diri tongkat saat
kecil.
7. Krav Maga
Bela diri mematikan ini datang
dari Israel dan asalnya dari jalanan, dikembangkan oleh preman-preman
Yahudi untuk mempertahankan lingkungan mereka dari geng anti-Yahudi.
Krav Maga berbeda dengan kebanyakan seni bela diri lain karena lebih
fokus untuk mengakhiri pertarungan secepat mungkin menggunakan
“Overwhelming Force”, membuat Krav Maga menjadi seni beladiri yang
paling mematikan dari yang lain. Sekarang, Krav Maga digunakan oleh
militer dan polisi, dan juga dimanfaatkan oleh pasukan khusu Amerika dan
FBI.
8. Jeet-Kune-Do
Banyak yang salah mengira kalau
Jeet Kune Do adalah salah satu seni bela diri dari Timur, padahal
sebenarnya bela diri ini dikembangkan di Amerika, oleh Bruce Lee
(seorang penduduk Amerika) karena dia mengagumi kesederhanaan gaya
berkelahi Barat seperti tinju dan gulat. Bosan dengan metode Kung fu
yang terlalu rumit, Bruce lee menggali seni bela diri sampai ke dasarnya
ketia ia mengembangkan Jeet Kune do, mengajarkan bahwa teknik yang
terbaik yangakan memenangkan pertarungan. Banyak teman-teman selebriti
Lee yang berlatih bela diri ini, seperti Kareem Abdul-Jabbar, John
Saxon, Jim Kelly dan Steve McQueen.
9. Savate
Dikembangkan di Perancis pada abad ke-19 oleh petarung jalanan yang
biasa memakai sepatu bot tua dan menendang kepala orang, kata “Savate”
sendiri sebenarnya adalah istilah slang tuayang berarti sepatu tua.
Savate berpindah dari jalanan ke sekolah tinju dengan masih menjadi bela
diri kompetitif tanpa nama yang populer di Perancis, terkenal karena
tendangan wajah dan kepalanya yang brutal yang bertujuan untuk
menjatuhkan orang sekali serang. Sekolah savate juga mulai mengajarkan
teknik dengan senjata. Seni bela diri jalanan ini disatukan dengan
penggunaan tongkat, pisau dan -cukup aneh- kursi rotan.
10. Capoeira
Kombinasi dari pertarungan dan tarian, Capoeira mungkin adalah bela
diri yang paling indah untuk ditonton. Capoeira adalah sebuah sistem
bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika
yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di
perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan
dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional. Capoeira tidak saja
menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brazil,
dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus
menerus lebih internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa,
bermacam-macam fitness center, organisasi-organisasi kecil, dll. Saat
ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke
Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dariIndonesia
sampai ke Jepang.
11. Silat
Tradisi silat diturunkan
secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke
murid. Karena hal itulah catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit
ditemukan. Di Minangkabau, silat atau silek diciptakan oleh Datuk Suri
Diraja dari Pariangan, Tanah Datar, di kaki Gunung Marapi pada abad
XI.[1] Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang
ke seluruh Asia Tenggara.
Kebanyakan sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dan monyet dan ia mencontoh gerakan tarung hewan tersebut. Asal mula ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas,[2] yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005)[3] berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
Silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap penjajah asing. [4] . Setelah zaman kemerdekaan, silat berkembang menjadi ilmu bela diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.
Kebanyakan sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dan monyet dan ia mencontoh gerakan tarung hewan tersebut. Asal mula ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas,[2] yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005)[3] berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
Silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap penjajah asing. [4] . Setelah zaman kemerdekaan, silat berkembang menjadi ilmu bela diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar